Selamat Hari Raya Idul Fitri 1431 H

Kamis, 12 Agustus 2010

Astronom: Tak Mudah Pindahkan GMT ke Makkah

Jakarta - Tidak mudah memindahkan acuan waktu dari Greenwich Mean Time (GMT) ke Makkah. Butuh kesepakatan internasional untuk itu, karena bisa menggeser garis bujur nol derajat, waktu serta mengubah hari dan penanggalan.

"Proyek jam raksasa Makkah Giant Clock lebih cenderung pada proyek yang bersifat seperti proyek mercusuar. Jadi unsur wah-nya yang ditonjolkan menjadi jam terbesar di dunia, termasuk gedung tertinggi kedua di dunia," ujar profesor riset astronomi dan astrofisika dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin.

Hal itu dikatakan Thomas saat berbincang denngan detikcom, Jumat (13/8/2010).

Tapi, imbuh Thomas, dalam proyek itu tidak ada penawaran konsep soal Arab yang hendak menjadi pusat waktu dunia. Makkah yang berbeda 3 jam dari GMT (GMT+3) tetap dipakai.

"Pada jam giant clock itu sekadar menggunakan jam itu tapi tidak ada konsep apa pun. Itu keinginan sebagian ulama yang ingin menjadikan Makkah sebagai rujukan waktu global. Konsep tidak ada bedanya dengan jam konvensional yang ada," kata dia.

Untuk menggeser GMT ke Makkah, Thomas menjelaskan, bukan perkara yang mudah. Karena menggeser garis bujur nol derajat di Greenwich butuh konvensi atau kesepakatan internasional.

"Terkait dengan waktu biasanya International Astronomi Union membuat konvensi karena mereka yang jaga waktu berdasarkan pengamatan astronomi," jelasnya.

Maka, Thomas menilai sementara ini keinginan Arab Saudi yang ingin menggeser GMT cenderung hanya utopia (mimpi) karena belum ada konsep waktu yang diusulkan.

"Itu proyek mercusuar, membangun jam raksasa yang dapat dilihat dari jarak sekian kilometer, dan pada saat azan di Masjidil Haram ada sinyal lampu yang dinyalakan hingga seluruh wilayah di sekitarnya melihat jam itu," tuturnya.

Jam raksasa di kompleks Masjidil Haram itu berdiameter 45 meter atau setara lapangan sepakbola. Jam ini mulai berdetak Kamis 12 Agustus.

(nwk/nrl)
http://www.detiknews.com/read/2010/08/13/124626/1419743/10/astronom-tak-mudah-pindahkan-gmt-ke-makkah?n991101605

Headline : Pemukiman Padat Penduduk di Cipinang Muara Terbakar

Jakarta - Pemukiman warga di perumahan Diskum, Jl Cakra Wijaya V, Cipinang Muara, Jakarta Timur, terbakar. Sepuluh unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk mencegah meluasnya api.

"Terjadi kebakaran di perumahan Diskum, Jl. Cakra Wijaya V, Cipinang Muara, Jakarta Timur, dekat BKT pada pukul 06.30 WIB," ujar petugas petugas jaga Subdin Damkar Jakarta Timur, Kirno, Jumat (13/8/2010).

Lokasi kebakaran berada di pemukiman padat penduduk, 10 unit mobil pemadam dikerahkan untuk mencegah meluasnya kobaran api. Saat ini api sudah berhasil dikuasai.

"Sudah dikirim sepuluh mobil pemadam kebakaran. Berdasarkan informasi dari TKP, api sudah berhasil dikuasai," jelas Kirno.

(van/her)

http://www.detiknews.com/read/2010/08/13/071807/1419410/10/pemukiman-padat-penduduk-di-cipinang-muara-terbakar?n991101605

Tak Kapok, TNI Siapkan 100 Prajurit ke Libanon

INILAH.COM, Jakarta - Asisten Operasi Panglima TNI Mayjen TNI Tono Suratman membuka Latihan Penyiapan Satuan Tugas (satgas) Pasukan Garuda XXVIII-B/UNIFIL (United Nations Interm Force In Lebanon).

Dalam amanatnya Asops Panglima TNI mengatakan, bahwa pengiriman MTF yang kedua kalinya ke Unifil Lebanon ini merupakan bukti meningkatnya kepercayaan PBB terhadap TNI dalam perannya menjaga perdamaian dunia. Penugasan ini merupakan implementasi dari cita-cita yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

KRI yang disiapkan untuk melaksanakan tugas ke Lebanon adalah KRI Frans Kaisiepo-368. Tugas perdamaian dunia sebelumnya dilakukan oleh KRI Diponegoro-365. Kapal Perang Indonesia ini nantinya akan bergabung dengan kapal perang angkatan laut negara lain yang tergabung dalam Gugus Tugas MTF.

KRI FK-368 rencananya akan meninggalkan pangkalan Surabaya pada akhir Agustus 2010 dan bertugas selama 8 bulan, dikomandani Letkol Laut (P) Wasis Priyono dalam tugasnya akan membawa 1 buah helikopter BO-105 dengan jumlah personel total 100 orang, dengan rincian ABK 88 orang, pilot dan Crew Heli 7 orang, dokter dan paramedis 2 orang, Kopaska 1 orang dan penyelam 2 orang.

"Kita semua harus merasa bangga bahwa Kontingen Garuda dimanapun mereka ditempatkan, telah memperoleh pengakuan positif dan dinilai baik oleh dunia internasional," ujarnya di Pusat Latihan Operasi Laut Kolatarmatim Ujung Surabaya, Kamis (12/8). [mah]